Langsung ke konten utama

KAMPUNG TANGGUH,JEMBATAN MENUJU NEW NORMAL.

Menjadi konsisten itu ternyata tidak semudah yang dibayangkan, menjadi konsisten tak seenteng mengucapkannya, perlu komitmen dan keseriusan. Seperti yang Aku alami nih, pengennya bisa konsisten nulis dan nyatetin apa aja di blog, kemudian upload saben hari tapi jadinya malah nggak ada kemajuan, lupa sama tujuan, akhirnya berhenti deh di tengah jalan.

Terakhir nulis dan posting 7 tahun yang lalu euy, kalau bocah itu udah seusia SD hahhaha, tapi gak papalah yang penting masiih dikasih nafas untuk menjadi saksi yang terjadi selama ini, dan lanjut nulis lagi seperti sekarang ini.

Estu Ayu sih belum paham pose ya,kalau kakaknya udah.
Banyak banget yang terlewatkan ya, mulai nikah sampai punya dua anak, Alhamdulillah banget atas apa yang terjadi selama ini, punya istri yang bisa menjadi segalanya, 2 anak yang lucu dan kehidupan yang mengalir seperti doa sederhanaku, yakni berharap bisa menjadi suami yang terus berpenghasilan tanpa kehilangan waktu menjadi ayah yang bisa memastikan anaknya tumbuh dalam pelukannya.

 Ya begitulah doa doa yang satu persatu mulai terkabulkan dengan cara dan mekanisme Tuhan, mekanisme Gusti Allah. Kami menamai anak pertama kami Gemilang Rasyid Pangertiansyah, Gemilang, lahir 3 tahun yang lalu , bocah laki laki yang kami harapkan bisa menjadi bocah pandai tapi tetap mengedepankan pengertian dan peduli pada sesama.

Anak kedua kami lahir berbarengan dengan pandemi, kami beri nama Estu Ayu Migunani Mugisae, jelas kami ndak mau latah menamai anak kami dengan korona dan pandeminya, Estu Ayu adalah keinginan orang tuanya melihat anaknya menjadi pribadi yang berguna dan berusaha menjadi orang baik tanpa kehilangan Ayunya.

Punya momongan kecil di masa pandemi menjadikan kami harus menjadi keluarga yang tangguh, maksudnya harus memiliki beragam pengetahuan, rencana dan jadwal untuk memastikan kami tetap aman dari paparan corona yang tengah menjadi pandemi, dan kudu bersiap menjalani kehidupan selanjutnya dengan tatanan baru alias New Normal.


Tau sendirikan bocah kecil masuk kategori rentan terpapar corona, nah ngomong ngomong soal Corona niy, ada satu keniscayaan yang harus dipercayai yakni menjalani new normal, kehidupan baru, tatanan kehidupan baru, kenormalan baru dan hal hal yang dulu sebelum corona datang dianggap nggak normal, sekarang harus dijadikan sebagai sebuah kenormalan.

Menuju New Normal, Abis Dari Luar Kota Diperiksa Suhunya.
Apalagi temuan terkonfirmasi Corona di Kabupaten Tulungagung ini terus meningkat, sejalan dengan semakin cepatnya petugas bisa mengetahui hasil ujilab atas spesimen swab orang orang yang masuk dalam kategori pengawasan. 

Nah gaes, pandemi ini benar benar menjadi badai yang harus dihadapi siapa saja yang masih bernafas saat ini, tak salah jika ada yang menggambarkan kondisi saat ini layaknya lautan bebas yang sedang ngamuk dan kehidupan yang ada di dalamnya pasti kaget karena belum pernah niy ngadepin ngamuk yang kayak gini sebelumnya, bahkan siapa saja yang ada didalamnya, kaya aku kamu dan semunanya harus mengarungi lautan ini dengan segala yang kita punya, tentu dengan menggunakan perahu yang kita miliki untuk mengarungi lautan tersebut, dan selamat dari badai ini.

Ada yang bertahan dengan perahu kayu seadanya, ada yang sengaja membuat perahu layar agar bisa bergerak dengan cepat, bahkan ada juga yang yakin bisa bertahan dengan perahu mesinnya, tapi sebenarnya perahu seperti apa yang benar benar bisa bertahan, jawabnya adalah perahu yang tangguh.
Perahu yang tangguh adalah perahu yang dibangun dan diperkuat dengan kerja sama oleh orang orang yang ada di dalamnya, tidak hanya mengandalkan diri sendiri untuk menyelamatkan diri sendiri, tetapi dengan gotong royong untuk menyelamatkan lingkungan yang ada di sekitarnya, mengingat virus Corona tidak menyerang pribadi dengan status sosial tertentu, penganut agama maupun tingkat intelektualitas, semua bisa kena, semua bisa menjadi pembawa, semua bisa menjadi korban.
Work From Home, Ngikut Anjuran Pak Jokowi.

Nah dalam keadaan genting seperti ini niy, terobosan kebijakan pemerintah dalam masa pandemi sangat diperlukan, intervensi kebijakan pemerintah seperti mulai memberlakukan belajar dari rumah, beribadah dan bekerja dari rumah sedikit banyak bisa menjadi jalan awal meminimalkan penyebaran corona.

Lagi lagi gotong royong dan kerjasama harus dilakukan, karen virus ini nggak  bisa berpindah sendiri pake tangan dan kakinya, tapi dipindahkan oleh manusia itu sendiri.

 Polisi pun menerapkan sejumlah kebijakan , mulai dari Physical hingga Social distancing untuk menegaskan implementasi dirumah saja, namun masalah klasik kayaknya jadi penghalang kebijakan ini, pasalnya masyarakat yang mulai jengah dengan kerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah dari rumah, sering mengakali physical dan social distancing dengan berbagai cara dan tentu saja pengetatan physical dan social distancing sulit dilakukan ketika petugas tak lagi kelihatan berjaga.

Susahnya masyarakat menjalani himbauan pemerintah untuk stay at home alias dirumah saja, tidak bisa dipandang sebagai salah masyarakat sepenuhnya juga ya gaes, sebab banyak dari masyarakat yang memang harus kembali ke jalan untuk bisa kerja dan mendapatkan uang, karena belajar dari rumah perlu kuota pulsa gaes, beribadah dari rumah juga perlu listrik tetap menyala dan masih banyak kebutuhan lain yang harus dipenuhi dengan bekerja.

Sama kayak saya yang harus tetap bekerja, berangkat pagi pulangnya kalau kerjaan udah kelar....hehhe.


New Normal Gaes, Kerja Pake Masker, Ngerjain Tugas di Posko Covid-19.

Nah ketika masyarkat harus tetap keluar rumah untuk bekerja, maka cara paling efektif adalah dengan mendisiplinkan diri mentaati protokol kesehatan, makanya gaes Forkopimda mulai dari Bupati, Kapolres hingga Komandan Kodim rela bagi bagi masker untuk masyarkat yang masih bandel tidak memakai masker saat beraktifitas.

Memang iya sih, jika melulu diserahkan kepada pemerintah, maka masyarakat sendiri yang tetap akan abai dan mau maunya dewe.

Upaya Bupati Mengingatkan Warganya Menuju New Normal.
Alhamdulillah dalam kondisi seperti ini, Kapolda Jawa Timur sebagai salah satu bagian dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengusulkan ide yang brilian, masuk akal dan nyata bisa diterapkan di masyarakat.

Yakni dengan membentuk Kampung Tangguh Semeru, berdasarkan data saat ini ada 19 kampung tangguh di Tulungagung, masing masing kecamatan sudah memiliki 1 kampung tangguh.

Masih banyak yang penasaran kan apa itu kampung tangguh semeru, Nah aku jelasin ya kampung tangguh ini, dari namanya aja sebenarnya bisa ditebak sih apa itu kampung tangguh semeru.

Semeru sendiri merupakan kependekan dari Sehat, Aman, Tertib, Rukun, sedangkan kampung tangguh adalah wujud komitmen masing masing kepala desa untuk mewujudkan kampung yang tangguh terhadap 7 indikator, mulai dari Tangguh Psikologis, Tangguh Logistik, Tangguh Sumber Daya Manusia (SDM), Tangguh Informasi, Tangguh Kesehatan, Tangguh Keamanan dan Ketertiban serta Tangguh Budaya.

Ujung ujungnya dalam waktu dekat masyrakat di kampung tersebut bisa tangguh menghadapi pandemi Corona tapi dalam jangka panjang bisa menjadi kerangka kampung yang mengedepankan gotong royong untuk mengatasi masalah di tengah tengah masyarakat.


Gugus Tugas Sedang Memeriksa Persiapan New Normal.
Secara fisik dengan diresmikan menjadi kampung tangguh, maka disana wajib disediakan bilik sterilisasi, tempat cuci tangan yang tepat, kemudian memiliki fasilitas ruang isolasi, posko kesehatan, lumbung pangan hingga petugas pemakaman jenazah yang memahami prosedur pemakaman sesuai dengan SOP selama pandemi corona berlangsung.

Yang paling penting dengan adanya kampung tangguh ini, otomatis pengetatan protokol kesehatan di masyarakat dilakukan dengan sangat maksimal, karna ada relawan yang akan mengingatkan masyarakat agar menggunakan masker, mencuci tangan dan memeriksa suhu tubuh warga di kampung tersebut bahkan dengan adanya lumbung pangan, menjadikan kampung tersebut bisa memiliki cadangan pangan untuk warganya jika sampai terjadi penutupan lokal di lokasi tersebut.


Masing masing kampung tangguh di Kabupaten Tulungagung memiliki kelebihan yang membedakan satu kampung dan kampung lainnya, tergantung kreatifitas masing masing pemerintah desa mempersiapkan kampungnya menjadi kampung tangguh.

Salah satu kampung tangguh yang mendapat perhatian Forkopimda Pempprov Jatim dan mendapat pujian dari Gubernur Kofifah dan Kapolda Jawa Timur Irjen Polisi Muhammad Fadil Imran adalah kampung tangguh desa Bolorejo kecamatan Kauman.

 Bahkan niy di salah satu station televisi nasional, bu Kofifah ini mengaku ndak nyangka lo ada inovasi semacam itu dari kampung tangguh yang berasal dari kota pinggiran macam Tulungagung ini. Kampung tangguh yang satu ini memiliki pos digital astuti yang memungkinkan komunikasi antara warga dengan polisi melalui aplikasi di pos polisi tersebut, caranya juga cukup gampang, warga tinggal datang ke posko kampung tangguh dan menekan tombol on off pada perangkat pos digital yang berbentuk robot polisi tersebut.

"Saya ke Kota Probolinggo, 2 kampung tangguh yang saya kunjungi, dua duanya begitu berbeda dengan yang sebelumnya yang kami datang dengan Pak kapolda dan Pak Pangdam, sebelumnya di Tulungagung kami surprise, ini kampung bisa punya digital interaksi sehingga mereka bisa menyampaikan sesuatu,  melaporan sesuatu dan dapat feedback, rasanya pos digital itu di Tulungagung dengan segala hormat itu sebuah inovasi dan itu fikiran fikiran yang out of the box" ucap Gubernur Kofifah.


Nah itu bukan satu satunya gaes, sebab Kampung Tangguh astuti di Kelurahan Botoran kecamatan Tulungagung juga menyiapkan tracking kemana saja warga dari kelurahan Botoran beraktifitas selama ada di luar kampung. 

Lain lagi dengan kampung Tangguh di desa Bangunjaya Kecamatan Pakel yang memiliki fasiitas lumbung pangan dengan simpanan sampai 15 Ton gabah siap giling, yang bisa dimanfaatkan oleh warganya jika dalam keadaan darurat, display sedekah sembako juga disediakan di kampung tangguh tersebut, warga yang berkecukupan bisa mensedekahkan sembako miliknya dan warga yang membutuhkan bisa mengambil seperlunya.

Kapolres Saat Meresmikan Kampung Tangguh Desa Bangunjaya.

Kampung tangguh desa Mulyosari kecamatan Pagerwojo menunjukkan kelebihan lainnya, sebab selain memastikan kesiapanya menghadapi pandemi corona, kampung tangguh yang satu ini juga menawarkan simpanan lumbung pangan berupa ternak ikan yang bisa dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan warganya jika kondisi memburuk.

Kampung Tangguh juga didirikan di desa Bungur Kecamatan Karangrejo Tulungagung,tujuannya jelas agar masyarakat semakin perhatian dengan penerapan protokol kesehatan mengingat ada 19 orang terkonfirmasi dari daerah tersebut. Ide pembentukan kampung tangguh sungguh sebuah inovasi yang brilian, sebab dengan mengikut sertakan masyarakat untuk peduli dengan kesehatan nya sendiri menjadi cara lain yang bisa diterapkan dan diimplemantasikan oleh pemerintah daerah di daerah lain.

Nah tidak hanya mendorong masyarakat mewujudkan kampung tangguh, Polisi juga mendukung eksistensinya dengan menggelontorkan anggaran sampai 332 juta untuk 19 kampung tangguh di Tulungagung. Bantuan peralatan berupa bilik sterilisasi, kereta dorong, masker, Alat Pelindung Diri (APD) sepatu boot hingga cangkul dan sekop diserahkan oleh Kapolres Tulungagung, AKBP Eva Guna Pandia kepada perwakilan 19 desa yang telah memiliki kampung tangguh di Tulungagung.

Kapolres Saat Memberikan Dukungan Sarana Prasarana Kampung Tangguh.

Ternyata kampung tangguh bukan satu satunya inovasi yang telah diterapkan, kini mulai bermunculan Pasar Tangguh, Satpas SIM Tangguh, Terminal Tangguh, Station Tangguh, Pabrik Industri Tangguh, Pesantren Tangguh hingga Bus Tangguh Semeru, tujuannya jelas sama yakni melibatkan masyarakat untuk mempersempit penyebaran Corona di masa pandemi. Pabrik Tangguh pertama yang diresmikan di Tulungagung adalah Pabrik rokok yang ada di kecamatan Pakel, tau sendiri kan pabrik ini mendapat perhatian karena puluhan karyawannya asal Tulungagung terkonfirmasi corona dan jumlah lebih banyak lagi juga dialami oleh karyawan asal Kediri.

Kondisi Kerja Karyawan di Pabrik Tangguh.
 Namun kini perusahaan telah berbenah dengan mengetatkan protokol kesehatan dan menambahkan pembatas transparan antar karyawan saat bekerja. Nah kalau gini kan enak ya kan, ekonomi jalan terus tapi penyakitnya bisa diminimalkan, bahkan direktur perusahaan ini memilih untuk membatasi penumpang di bus antar jemput milik perusahaan sesuai dengan perintah pemerintah untuk menerapkan physical distancing di dalam kendaraan.

Nah dengan diaktifkannya kampung tangguh dan beberapa lokasi kumpul masyarakat berlabel tangguh lainnya, diharapkan bisa bikin kita lebih yakin lagi niy menghadapi new normal.

Kembali bekerja seperti biasa, beraktifitas seperti biasa, beribadah seperti biasa dengan tatanan kehidupan normal baru atau new normal, dan jangan lupa selama vaksin corona belum ditemukan, satu satunya vaksin yang bisa mencegah penyebaran corona adalah disiplin menerapkan protokol kesehatan, sama kayak yang disampaikan Kapolda, Disiplin adalah Vaksin.  

Makanya gaes udah jadi kewajiban kita niy untuk selalu dukung kampung tangguh dan penerapan protokol kesehatan dimanapun berada, sekaligus bersiap menuju New Normal.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEHILANGAN

    Aku terus mengikutinya dari belakang, Sesekali dia menoleh ke belakang untuk memastikan aku benar ada dan tidak jauh darinya. Namanya Dadang tetangga sebelah rumah sekaligus sahabtku sejak kami bersama menghabiskan 6 tahun di sekolah dasar, Postur tubuhnya yang lebih jangkung dari aku membuat nya selalu menungguli ku dalam beberapa permainan yang sering kami lakukan, Langkah nya yang panjang dan gesit membuatnya lebih sering mendapatkan layangan putus yang sering kami kejar seusai pulang sekolah.      Hari itu langkah cepatnya berjalan mengikuti sekumpulan massa yang memang sejak tadi pagi sudah membanjiri sepanjang jalan di depan SMP kami, Meskipun belum tahu benar namun kami yakin tujuan mereka adalah kantor walikota. Kantor megah yang selalu dijaga petugas pengamanan, hari itu tak ubahnya seperti pasar kaget. Ratusan orang sudah berkumpul disana dengan berbagai macam atribut, ada yang menenteng bendera merah putih tinggi-tinggi namun banyak juga yang membawa b

Tidung (Small Place alot of Fun.)

Pernah denger Pulau Tidung??? Kalo saya jujur baru kali ini denger nama Pulau Tidung. dan begitu denger langsung diajak temen2 kesana... woooooooooo......... :o :o Berikut perjalanan manusia-manusia workshop ini menuju Pulau Tidung.                                                         Tidung (Small Place alot of Fun.) Pulau Tidung adalah salah satu dari sejumlah Pulau yang tersebar merata dan terkenal dengan sebutan Kepulauan seribu, untuk menuju kesana dari Jakarta bisa di tempuh dari Pantai Marina atau dari Muara Angke, butuh hampir 90 menit untuk menuju kesana dari Muara Angke. Oleh sebab itu berangkat pagi adalah pilihan nya agar nyampai Pulau Tidung gak siang siang amat, Pagi yang gelap di hari sabtu harus diawali sejak jam 03.00 Pagi, dengan segala persiapan yang sudah dipersiapkan sejak beberapa hari sebelumnya akhirnya bis pun berangkat cussssss dari Jababeka sejak jam 03.00 pagi. ini niy hebat nya teman-teman saya kendati sering telat saat masuk kerja jam