3 Hari di Semarang ( Menyusuri Little Netherland untuk Mencicipi Lunpia Gang Lombok sampai Ketemu Laksamana Cheng Ho).
Perjalanan Hari Pertama edisi siang hari pun kami mulai.
10.00 – 10.30
Tujuan pertama di siang yang cukup terik itu adalah wisata
kuliner, Semarang yang terkenal dengan Lunpia nya menggoda kami untuk singgah
di “Lunpia Gang Lombok” warung kecil di ujung gang lombok ini memang begitu
tersohor di Semarang, Beberapa kali di liput media lokal maupun nasional bahkan Presenter Trans7 Nadila Fitria sempat mampir kesini Hmmm sayang nya nggak
bisa ketemu sama dia :$
Untuk menuju “Lunpia Gang Lombok” dari jalan Imam Bonjol
bisa memanfaatkan angkutan bus dalam kota arah ke Station Tawang, namun karena
pengen cepat nyampe kesana DuoEkonomi AC memutuskan naik Taxi saja dan saya pun
mengangkat jempol tangan kanan tanda setuju :D :D, Tarif Rp 20.000,- sekali
trip menuju Lokasi sebenarnya bisa ditawar lebih murah sampai Rp 15.000,- lho
Hmmmm, gak papa deh anggep aja amal hhehee
Lunpia Basah dan Kering |
Kendati jam buka baru saja di mulai ternyata warung ini sudah dipadati pembeli yang rela berpanas panasan baik panas oleh matahari maupun panas oleh radiasi kompor penggorengan Lunpia itu sendiri hehehehhe , Pilihan menu Lunpia Basah dan Kering membuat
kami rela menunggu bahkan hampir satu jam untuk mendapatkan pesanan lunpia kami,
dipatok dengan harga Rp 10.000,- per biji nya Lunpia Gang Lombok memang jagoan
dalam hal rasa dan taoco nya hmmmmm.
Tidak hanya dari Semarang dan sekitarnya beberapa pengunjung
yang sempat kami temui mengaku berasal dari luar kota
bahkan dari Jakarta wuiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii....... Lunpia gang Lombok yang telah melegenda ini yang
membuat mereka tertarik untuk berkunjung, Usut punya usut pengelola Lunpia Gang
Lombok saat ini adalah turunan ketiga dari keluarga besar pendiri bisnis ini
wiiiihhhhh mantaffffff.....
Replika Kapal Laksaman Cheng Ho |
Tepat di samping Lunpia Gang Lombok terdapat sebuah klenteng
kecil, Klentheng Tay Kak sie ini lebih dikenal dengan sebutan Klentheng Jalan
Lombok. Di bagian depan klentheng ini berdiri dua buah lilin besar setinggi
hampir 4 meter menurut informasi dari warga sekitar lilin ini akan di ganti setiap satu tahun sekali tepat ketika dia habis terbakar, selain itu berdiri juga patung Laksamana Cheng Ho,
Patung Laksamana Cheng Ho ini memandang ke arah replika
kapalnya yang memang sengaja di taruh tak jauh di depan klentheng ini.
11.30 – 14.00
Satu kawasan yang letaknya lumayan dekat dengan Lunpia Gang
Lombok dan merupakan landmark dari Kota Semarang adalah Kawasan Kota tua
Semarang, sebagian orang menyebut kawasan yang diisi bangunan kuno ini adalah
Little Netherland sebutan ini memang menggambarkan kawasan yang dipenuhi dengan
bangunan bercorak eropa kolonial ini Hmmmmmm Kawasan ini cocok untuk Prewed :c
Nggak sabar ingin segera nyampai disana kami pun memutuskan
untuk berjalan kaki dari Gang Lombok Menuju kawasan kota tua, Namun karena kami
bukan orang jaman dulu hahahhahah Akhirnya kami nyasar, Perjalanan yang normal
nya bisa ditempuh dalam waktu 15 menit ternyata molor menjadi hampir 1 jam :r :r
Little Netherland memang mengagumkan!!!
Bagian dalam Gereja Blenduk dengan Orgel nya. |
Kendati di beberapa tempat sedikit kotor dan tidak terawat
namun kemegahan Gereja Blenduk mampu menetralisir semua nya, menurut penjaga keamanan
yang sempat kami tanyai, beberapa kali gereja dan lingkungan sekitarnya ini di
pakai untuk pengambilan film mulai dari SOEGIJA, TANDA TANYA dan DI BAWAH
LINDUNGAN KA’BAH.
Sama seperti bagian luarnya bagian dalam gereja ini pun
dirawat dengan baik, Kendati gereja ini masih aktif digunakan sebagai tempat
kebaktian di jam jam tertentu namun pengunjung bisa masuk dan melihat lihat di
bagian dalam gereja, tentu saja saat ketika tidak ada kebaktian. Yang unik pada
bagian dalam nya adalah ada nya sebuah alat musik asli buatan Belanda sejak
abad ke 14 yaitu Orgel alat musik sejenis piano ini sering dimain kan saat
moment-moment tertentu, namun saat ini Orgel tak lagi di gunakan secara aktif
mengingat umurnya yang sudah cukup tua.
14.00 – 16.45
Klenteng Sam Poo Kong. |
Setelah Ngadem sebentar di dalam gereja untuk menghindari terik matahari Semarang
yang menghitamkan kulit :D
Perjalanan kami lanjutkan menuju ke Klenteng
Sam Poo Kong, Untuk menuju Klentheng Sam Poo Kong bisa menggunakan Taxi dari
Kawasan LittleNetherland gak sampai 30 menit kok, kalo pas Semarang gak macet hehehhe dengan
tarif maksimal Rp 30.000,- sekali trip namun jika mau menawar lebih murah lagi
rasanya bisa juga lhooo!!,
Landmark Semarang yang satu ini menyuguhkan Kompleks
Klenteng yang luas dengan dominasi warna merah dan kuning serta Patung laksamana
Cheng Ho berukuran besar berlapis perunggu setinggi 10,7 meter dengan berat
mencapai 3ton ini di resmikan pada bulan maret 2011.
Memasuki kompleks klenteng ini berasa kayak kembali ke zaman kerajaan dinasti Ming abad ke-14, selain bau Hio terbakar yang nyelip di sela sela hidung banyak juga di sana sini di temukan patung berpakaian kayak zaman perang mirip pasukan terakotta yang terkenal itu.
Klenteng ini sejatinya dahulu adalah tempat ibadah berupa masjid dan
persinggahan sementara yang di buat oleh Laksamana Cheng Ho dan para
pengikutnya namun kini kompleks klenteng ini di bangun dengan sangat megah dan
cukup terawat sekilas pengertian sejarah tentang Klenteng ini dijelaskan dengan
singkat oleh Ce Uey :@ :@ :@
Patung Perunggu Laksaman Cheng Ho |
Namun jika ingin mengetahui cerita yang lengkap dan benar hihihihihihi dari perjalanan
Laksamana Cheng Ho ini kita bisa lihat lewat relief yang ada di salah satu
dinding, Bagi pengunjung yang ingin melakukan sembahyang (Sesuai kepercayaan
masing-masing) bisa juga lho melakukan nya disini, niy seperti yang di lakukan
Ce Oey dan Ce Euy.
Dilarang memotret kegiatan sembahyang hehehe |
Bahkan ada juga ritual Ciam Shie yaitu membakar dupa serta
melempar koin yang dipercaya bisa memproyeksikan keberuntungan di masa depan,
hmmmm karena saya nggak ikutan sembahyang akhirnya saya jadi tukang foto saja
Jepret
Jepret
Jepret!!!
Sampai akhirnya ketauan petugas dan memberi tanda larangan
untuk memotret :x :x saya akhirnya berhenti memotret dan ngasi
tanda “Like” ke arah petugas tadi hehehehehe....kemudian saya pun mendekatinya
untuk meminta maaf dan pura pura nggak baca tulisan yang memang sudah saya baca
sejak awal saya masuk klenteng ini.
Perjalanan hari pertama di tutup sampai disini karena hujan
yang turun tanpa permisi sehingga mengarahkan kami untuk segera balik ke Hotel,
Masih dengan Taxi yang kali ini mau di bayar Rp 20.000,- sekali trip dari
Klentheng Sam Poo Kong menuju Hotel di jalan Imam Bonjol.
Komentar
Posting Komentar